Catatan Pendakian Pertamaku Merbabu ( Simaksi Transportasi Biaya Jalur )

Hello sobat kusam :)

  Pada kesempatan kali ini ane bakalan share sedikit cerita tentang pendakian gunung pertama saya pada 2008 lalu yaitu Merbabu Via Wekas. So mari kita mulai cerita petualangannya ( jangan lupa siapin kopi yah )


         Samudra awan dari kenteng songo 2008




Sahabat seperjuangan di POS 2

uat kamu yang baru pertama kali mau melakukan pendakian apa sih yang ada di benak kalian ? kalo ane sih ( sebagai leader team ) mau lewat mana ya ? bawa apa ya ? kuat nggak ya ? untuk itulah ane langsung googling tuh semua pertanyaan yang ada di benak ane dan setelah semuanya terjawab dan setelah memantabkan jiwa :D ane dan satu teman ane melakukan adventure pertama di "GUNUNG". Oh iya adventure kali ini kami memilih jalur wekas sesuai dengan saran para sesepuh pendaki di sosial media.

  Hari saatnya pendakian pun tiba yaitu hari Jumat. Sore harinya sekitar pukul 16.00 ane dan satu sahabat ane berangkat dari Jogja naik motor menuju basecamp Wekas, awalnya sih mau berangkat berenam tapi karena hal hal yang rumit dan tidak bisa saya jelaskan (wacana hahahah) akhirnya kami berangkat dengan 2 orang saja yang dimana kami berdua sama sama baru pertama kali naik gunung. Oke saya lanjutkan, setelah melalui rute muntilan kopeng akhirnya kami sampai di basecamp Wekas. oiya berikut letaknya :







     Setelah melakukan simaksi dan packing akhirnya kami memulai pendakian dengan berdoa. Jalur dari basecamp menuju pos 1 didominasi oleh tanjakan dan apa yang kami rasakan ? kaget pegel semua dari kaki, dengkul, pundak namun kami tak mau menyerah apalagi disuguhi oleh ladang penduduk setempat yang sangat sejuk dan kenikmatan suasananya sangat sulit didapatkan di tengah padatnya perkotaan. Okay lanjut setelah berjalan cukup lama yaitu sekitar 2 jam akhirnya kami sampai di pos 1. Tak lupa rokok sebatang, roti , dan beberapa tegukan air yang dingin menjadi sajian kita.
     Adzan magrib bergema, kita pun melaksanakan kewajiban magrib kita (anak soleh bang). Setelah merapikan packingan sekitar jam setengah 7 kami melanjutkan pendakian, tak lupa senter kamu keluarkan. Perjalanan menuju Pos 2 masih didominasi oleh jalan yang terus menanjak tanpa ampun. Selepas melewati ladang penduduk kita memasuki hutan yang didominasi oleh pohon pinus, suasana saat itu sangat mencekan karena sejak dari basecamp sampi di tengah perjalanan menuju pos dua kami tak pernah sekalipun menemui ataupun berpapasan dengan orang atau pendaki lain. Setelah bersusah payah melewati medan yang cukup curam akhirnya kami sampai di Pos 2 dengan estimasi waktu sekitar 2 jam. Perasaan kami sangat lega karena di Pos 2 ini sudah ada berdiri beberapa tenda dan pastinya ada sumber air yang sangat kami butuhkan. Pos 2 ini cukup luas kalaupun didirikan tenda cukup untuk menampung belasan bahkan puluhan tenda. Di sebelah kanan ada tebing tinggi yang gagah dan terlihat cantik dan akhirnya kami mendirikan tenda di sebrang tebing tersebut. Peralatan tempur untuk berleha leha kami keluarkan, kami dirikan tenda walaupun belepotan karena kami belum cukup familiar dengan cara mendirikan tenda dome haha. Setelah itu kami keluarkan bekal dan ternyata kami baru sadar kalau ada yang kurang, api eh kompor kami tak bawa, waduh bagaimana mau masak air kalau tak ada kompor T_T. Setelah berfikir keras dan berputar putar di sekita tenda akhirnya keluar ide untuk membuar api unggun yeah :D . Api unggun pun jadi, sebotol air ( botol kaca ) kami panggang di atas api unggun dan akhitnya 2 gelas kopi dan 2 gelas POPMIE menjadi santapan malam kami. Waktu menunjukkan jam 20.00 kamipun bergegas masuk tenda untuk tidur dalam kondisi sangat kedinginan, tanpa matras sleeping bad dan kondisi purnama penuh, bisa dibayangkan bagaimana dingginnya malam menusuk sampai hati eh :D.
     
     Kring.. kring... Alarm berbunyi sesuan jadwalnya yang menunjukkan jam 2 pagi, kami pun bergegas bangun dan merapikan tenda dan melakukan packing ulang. Tidak lupa doa kita panjatkan dan perjalanan pun dilanjutkan. Selepas pos 2 ini jalur mulai terbuka teperti pada batas vegetasi hingga kita bertemu pada persimpangan jalur kopeng yaitu Batu Tulis. Dari persimpangan tersebut kami melanjutkan perjalanan menuju pos Helipad yang memakan waktu sekita 20 menit.
Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad sangat menawan tak lupa kami melakukan dokumentasi hehe. Di sebelah kanan terbentang Gn. Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Prengodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang. Dari puncak Kenteng songo kami dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
    ini nih merapi dari pucuk syarif :


Walaupun saat itu hidung belepotan karena meler tapi keindahan tuhan yang ada di depan mata dapat membayarnya, sungguh pengalaman pendakian pertama saya yang sangat berkesan, terimakasih tuhan atas segala nikmat mu.
Tak terasa sudah sampai di penghujung cerita, sekian dulu kawan. untuk jalur yang lain akan saya update di lain kesempatan.


Jangan lupa Subs dan komen kesan kalian !
Terimakasih :)


Terimakasih juga untuk wikipedia dan blog keong yang menjadi acuan pendakian pertama kami.
Salam Lestari

Share this

Related Posts

First